Alkisah. ketika Prabu Kresna mendapat undangan dari Arjuna perihal Kelahiran Anak Arjuna dengan Dewi Wara Subadra. Pada waktu itu, Negara Dwarawati sedang mendapat ancaman perang dari Prabu Jaya Murcita raja Plangkawati.
Ancaman perang dari Raja Plangkawati tersebut didasari atas dendam ketika kakak Jaya Murcita yaitu Jaya Seti yang harus mati ditangan Arjuna setelah Jaya Seti gagal mengawini Wara Subadra. Disamping itu juga atas bujukan Jim Damdarat yang merasa dendam karena Rajanya, yaitu Jin Yudhistira harus menyerah kepada Puntadewa dan menyerahkan Kerajaan Amarta kepada Pandawa.
Pada saat yang sama, Raden Werkudara tengah menghilang, yang ternyata sedang bertapa dalam upaya mencari Wahyu Widayat yang merupakan Wahyuning Ratu dan karena jerih payahnya, Werkudara berhasil mendapatkan Wahyu Ratu tersebut. Kresna pergi mencari Bima ditemani oleh Arjuna dan Setyaki,
Ditengah Hutan, akhir nya ia bertemu bima sedang bertapa. Ternyata Bima telah Wahyu Widayat. Akhirnya mereka pulang, ditengah jalan Kresna berpesan pada Bima. setelah mendapat Wahyu Widayat Bima tidak boleh bersentuhan dengan wanita, dan tidak boleh menengok Bayi selama 41 hari.
Ditengah jalan, Bima menanyakan keadaan Wara Sembadra pada Arjuna. Belum sempat menjawab, Setyaki datang dengan kabar gembira, Bahwa Wara Sembadra sudah melahirkan. Mendengar kabar itu Bima langsung lompat dengan kesaktiannya.
ia lupa akan pesan Kresna, ( Tak boleh menengok Bayi sebelum 41 hari ).
Kresna tau, namun hanya tersenyum, Arjuna mengejar agar Wahyu tak hilang, namun tak terkejar.
Sampailah Bima di Amarta, dan langsung menggendong Bayi ( anak sembodro/Arjuna). Langsung terpancar cahaya yang sangat terang dari tubuh Bima yang pindah ke Jabang Bayi. Ternyata Wahyu Widayat pindah ke jabang Bayi.
Bima terdiam tersadar wahyu yang didapat pindah ke si jabang bayi
Datanglah Arjuna , Setyaki, Kresna....
percakapan :
Kresna : werkudoro, wes weruh Putrane Arjuno?
[Bima diam]
Arjuna : Kakang Mas, wonten menopo kok namung kendhel?
Bima : Jlamprong, iki Anakmu tak gendong, oleh tak pek anak ora?
Arjuna: haduh kakang Mas, nembe menika kula badhe dados Bapak.
Bima : ora oleh?
Arjuna : Nyumun pangapunten Kakang Mas,
Bima : Yohhh. Tak melu ngaku Bapak wae.
Arjuna : Nyumun pangapunten Kakang Mas.
Bima : tak melu ngopeni karo ngragati urip'e wae...
Arjuna : Nyumun pangapunten Kakang Mas, kula taksih kiat.
Bima : yohhh, yen enek opo" karoBayi iki jo njaluk tulung aku....
{ Bima pun lari tanpa pamit.}
Bayi di kembalikan pada Sembadra dan langsung nangis tanpa henti. Tak ada yang mampu meredam tangis Bayi. kresna memberi tahu Arjuna
Kresna : Arjuna,,,
Arjuna : Wonten dhawuh koko prabu...
Kresna : kok Bodho temen to koe...!!!
Arjuna : pripun?
Kresna : Koe jik eling Bima kae soko ngendhi?
Arjuna : Saking nggayuh Wahyu Hidayat.
Kresna : Mudeng salah mu?
Arjuna : Duh .... kakang masssss.... [ Arjuna Lari mencari Bima, ia tahu Bahwa Kakaknya telah melanggar Pantangan, dan tau Wahyu telah pindah ke Bayi tersebut]
Ia bertemu dengan Bima di Taman Amarta di ikuti Kresna yg menggendong Jabang Bayi.
Arjuna : Kakang Mas...
Bima : Ngaliyooooooo....
Kresna : Bima... Reneo tak kek'i Anak sik mbuk Karepke...
Bima : ora nompo wakilan,
Kresna : arjuna, nyoh kekno Kakang mu [ sambil memberikan Bayi ke pangkuan Arjuna]
Arjuna : Kakang Mas kula aturi mendhet jabang bayi punika.
Bima pun menyahut Bayi bagai menarik pedang.
Arjuna : ngatos-atos Kakang Mas.
Bima : Sak karep ku. ki wes dadi anak ku.
Bima tampak mengeluarkan ajian pemberian Dewa Bayu. Jabang Bayi dipeluk erat dan meminum keringat werkudara, mendadak Bayi jadi Perjaka Muda yang tampan.
langsung di gendong dan dibawa pergi ke Dwarawati. Disana Bayi di suruh Maju Perang tandhing melawan Jaya Murcito. Dan Menang...
"Maka ia di beri nama ABIMANYU , dan langsung jadi Ratu di Plangkawati"