Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
Merambahnya budaya asing ke Indonesia melalui media massa
(elektronik, cetak) serta media dunia maya (internet) sangat mempengaruhi
perkembangan budaya Indonesia. Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang
wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai
masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-kelompok masyarakat yang
mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah mengalami proses dipengaruhi
dan mempengaruhi. Pada hakekatnya bangsa Indonesia, juga bangsa-bangsa lain,
berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar. Kemajuan bisa dihasilkan oleh
interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam proses globalisasi.
Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait dengan
masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya
masih tetap berarti. Masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti anekaragaman
budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Kebudayaan lokal Indonesia
yang sangat beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk
mempertahankan serta mewarisi kepada generasi selanjutnya.
Budaya lokal
Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat
bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring berkembangnya zaman,
menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih modern. Akibatnya,
masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai lebih praktis
dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal
dilupakan dimasam sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing. Masuknya budaya
asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan budaya tersebut
sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya asing mulai
mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan. Faktor lain yang menjadi
masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan budaya
lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya
lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui
oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga
membutuhkan input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap
perkembangan di negaranya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui, memahami, serta
membahas
tentang:
1. Pengertian
globalisasi
atau
hakikat
globalisasi
2. Pengaruh
globalisasi
terhadap
kebudayaan
nasional.
3. Ciri-ciri
globalisasi
BAB 2 Pembahasan
A.
Pengertian
atau Hakikat Globalisasi
Menurut
asal
katanya, kata “Globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya
ialah
universal. Berdasarkan
kata tersebut maka yang dimaksud dengan globalisasi adalah suatu proses
mendunia di mana semua persitiwa dari ekonomi, politik, budaya yang terjadi di
belahan dunia telah mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia ini. Untuk
memahami hakikat globalisasi secara luas, berikut pendapat dari beberapa ahli
tentang globalisasi:
1.
Martin
Albrown
Globalisasi
adalah seluruh proses di mana penduduk dunia terhubung ke dalam komunitas dunia
yang tunggal, komunitas global.
2.
Malcom
Waters
Globalisasi
adalah sebuah proses sosial di mana
halangan-halangan bersifat geografis pada tatanan sosial dan budaya semakin
menyusut dan setiap orang kian sadar bahwa mereka semakin dekat satu sama lain.
3.
Emmanuel
Richter
Jaringan
kerja globalisasi yang secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya
terpencar-pencar dan terisolasi dalam planet ini ke dalam ketergantungan dan
persatuan dunia.
4.
John
Huckle
Globalisasi adalah suatu proses
dengan mana kejadian, keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia
menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah
yang jauh.
5.
Albrow
Globalisasi adalah keseluruhan
proses di mana manusia di bumi di inkorporasikan (dimasukkan) ke dalam
masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Karena proses ini bersifat
majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam kemajemukan.
6.
Princentron
N. Lyman
Globalisasi adalah pertumbuhan
yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara
dunia.
7.
Selo
Soemardjan
Globalisasi adalah terbentuknya
sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk
mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.
8. Achmad
Suparman
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda
atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh
wilayah globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi
kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya.
9. R. Robertson
Globalisasi
adalah proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai
satu kesatuan, kesaling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang
menyatu di abad ke- 20.
10. A.G. Mc Grew
Globalisasi mengacu
pada keserbaragaman hubungan dan saling keterkaitan antar masyarakat yang
membantu sistem dunia modern.
Globalisasi adalah proses di mana
berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat
membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan
dunia lain.
11. Bank Dunia
Globalisasi
adalah kebebasan dan kemampuan individu dan perusahaan untuk memprakarsai transaksi
ekonomi dengan orang-orang dari negara lain
Globalisasi ada yang memandangnya sebagai suatu proses
sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa
dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah
proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang
memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara
kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang
lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama
kali menggunakan istilah globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:
v
Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam
hal
ini
masing-masing
negara
tetap
mempertahankan
identitasnya
masing-masing, namun
menjadi
semakin
tergantung
satu
sama lain.
v Liberalisasi : Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkan kan batas antarnegara, misalnya
hambatan
tarif
ekspor
impor, lalulintas
devisa, maupun
migrasi.
v Universalisasi : Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun
imaterial
keseluruh
dunia. Pengalaman di satu
lokalitas
dapat
menjadi
pengalaman
seluruh
dunia.
v Westernisasi : Westernisasi
adalah
salah
satu
bentuk
dari
universalisasi
dengan
semakin
menyebarnya
pikiran
dan
budaya
dari
barat
sehingga
mengglobal.
v Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat definisi di atas. Pada
empat
definisi
pertama, masing-masing
negara
masih
mempertahankan status
ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status
ontologi sendiri, bukan
sekadar
gabungan
negara-negara.
Pancasila sebagai identitas Bangsa Indonesia
dalam era globalisasi ibarat fenomena yang berwajah majemuk dalam keragaman
kultural, hukum, sosial, ekonomi dan politik. Namun kita perlu berbangga diri
bahwa dalam konteks globalisasi tersebut ternyata ada dan kita memiliki sesuatu
kharakteristik dalam wajah majemuk tersebut yang berbeda dengan Ideologi
Pancasila.
Mempertimbangkan
posisi Pancasila, maka perlu dilakukan revitalisasi makna, peran dan posisi
Pancasila bagi masa depan bangsa Indonesia sebagai negara modern. Karena
didasari keyakinan bahwa Pancasila merupakan simbol nasional yang paling tepat
bagi Indonesia sebagai negara modern.
Dalam
sejarahnya, pertumbuhan nasionalisme sebagai wujud identitas nasional dalam
globalisasi telah membawa bangsa Indonesia kedalam kancah percaturan politik
dunia modern dewasa ini dengan beberapa tahap, antara lain :
Pertama, ditandai dengan
tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang diikuti dengan
perlawanan terhadap penjajah baik sebelum maupun sesudah proklamasi.
Tahap kedua, adalah bentuk
nasionalisme yang merupakan kelanjutan dari semangat revolusioner pada masa
perjuangan kemerdekaan, dimana pemimipin nasional pada saat itu memiliki satu
ide, satu tekad dan satu tujuan yang tertuang dalam Dasar Negara (Pancasila)
dan UUD 1945.
Tahap Ketiga, adalah nasionalisme
persatuan dan kesatuan yag dituangkan dalam bentuk “Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.
Tahap keempat adalah,
nasionalisme kosmopolitan yaitu bergabungnya Indonesia dalam sistem global
internasional yang dibangun berdasarkan “Nasionalisme Kultural Keindonesiaan”
dengan memberi kesempatan kepada aktor-aktor di daerah secara langsung untuk
menjadi kosmopolit dengan kharakteristik yang disemangati oleh multikulturalisme
(Bhineka Tunggal Ika).
Konsekuensi
penting dari globalisasi, antara lain :
1. Globalisasi membuat aktor-aktor sosial dalam melakukan aktivitas
eksternalnya menjadi berkurang.
2. Globalisasi mendorong subsistem dan teritori
nasional ke arah sistem yang lebih komprehensif dan melahirkan interelasi serta
berdampingannya subsistem dan kewilayahan nasional-nasional.
3. Dalam globalisasi
aktivitas sosial, politik dan ekonomi di suatu belahan dunia mampu melintasi
batas tertorial sehingga berpengaruh pada individu atau komunitas di belahan
dunia yang lain.
4. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa globalisasi adalah proses multidimensional dalam aspek sosial,
ekonomi, politik kultural yang bergerak secara ekstensif dan intensif ke dalam
kehidupan masyarakat dunia.
B.Ciri-ciri Globalisasi
Berikut
ini
beberapa
ciri yang menandakan
semakin
berkembangnya
fenomena
globalisasi di dunia.
· Perubahan
dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam,
televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turis mememungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
· Pasar
dan
produksi
ekonomi di negara-negara
yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan
pengaruh
perusahaan
multi
nasional, dan
dominasi
organisasi
semacam World Trade
Organization (WTO).
· Peningkatan
interaksi
kultural
melalui
perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan
transmisi
berita
dan
olah raga internasional). Saat
ini, kita
dapat
mengonsumsi
dan
mengalami
gagasan
dan
pengalaman
baru
mengenai
hal-hal yang melintasi
beraneka
ragam
budaya, misalnya
dalam
bidang fashion, literatur,
dan makanan.
· Meningkatnya
masalah
bersama, misalnya
pada
bidang
lingkungan
hidup, krisis
multinasional, inflasi
regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah
membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah
satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri
kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali
yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian,
serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan
globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Globalisasi budaya antaranya sub-kebudayaan Punk,
adalah contoh sebuah kebudayaan yang berkembang secara global. Globalisasi mempengaruhi
hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan
dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun
persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal.
Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan
ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan.
Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang
merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai
dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world
culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakaldari persebaran budaya dunia ini
dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat
di dunia ini (Lucian W. Pye, 1966).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif
terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi . Kontak melalui
media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan
tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan
semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
BAB
3 Penutup
Kesimpulan
Globalisasi adalah
sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan
antar bangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu,
antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang
melintasi batas negara.
Dampak Globalisasi yang terlihat dampak negatif globalisasi yaitu
dampak buruk yang dapat dihindari sebelum itu terjadi. Dampak positif globalisasi
yaitu dampak positif/baik yang dapat diperkirakan sebelum itu terjadi.
Terdapat banyak cara untuk mengatasi dampak buruk dari globalisasi,diantaranya
menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya semangat mencintai produk
dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai pancasila dengan sebaik-
baiknya, Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya, Mewujudkan
supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan
seadil- adilnya, Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik,
ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi
nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Maka dari itu kita sebagai generasimuda harus pandai – pandai menyaring
arus globalisasi yang masuk, agar tetap dapat sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat dilakukan
beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pengaruh pergeseran budaya yang
terlalu jauh bagi kehidupan bangsa dan negara yaitu:
1.
Pemerintah perlu mengkaji ulang
peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa.
2.
Masyarakat seyogyanya berperan aktif
dalm pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budanya bangsa pada
umumnya.
3.
Media massa perlu mengadakan seleksi
terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak
menimbulkan pergeseran budaya.
4.
Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan
globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan bangsa
dan berdampak negatif.
5.
Harus bisa memaknai globalisasi dengan
lebih bijak dan bisa memilah dampak positif dan negatif dari globalisasi.
sumber : dari berbagai sumber